PAHAM-PAHAM BESAR DUNIA
PAHAM-PAHAM BESAR DUNIA
Ada beberapa paham yang
muncul di dunia. Paham-paham ini tentunya saling berkaitan satu sama lain.
Paham faham yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1)Feodalisme, 2) Liberalisme, 3) Demokrasi, 4) Nasionalisme, 5) Kapitalisme, 6)Imperialisme, 7) Sosialisme, 8) Komunisme, 9) Fasisme.
Awal
munculnya paham-paham besar di dunia adalah Feodalisme yang
kita pamahi sebagai pinjaman tanah dari tuan tanah kepada bawahannya, maka dari
paham Feodalisme lahirlah paham yang di sebut Liberalisme, dengan
pemahaman kita paham ini adalah paham kebebasan. Liberalisme terbagi menjadi
tiga, yaitu segi politik yang akan melahirkan dua paham Demokrasi dan
Nasionalisme, sedangkan dari segi ekonomi melahirkan paham Kapitalisme yang
kita kenal dengan paham yang berusaha mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin.
Adanya paham Kapitalisme ini juga melahirkan paham Imperialisme yang mendorong
bangsa-bangsa barat melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia.
Adanya
ekspansi yang dilakukan bangsa-bangsa barat juga melahirkan dua paham yang
disebut Fasisme dan Sosialisme, sosialisme pun juga dibagi menjadi
dua paham yaitu Sosial Demokrat dan Komunisme, sehingga Komunisme
berkembang menjadi Ero Komunisme. Untuk lebih mendalam
pengetahuan kita tentang paham-paham besar ini akan di bahas satu per satu.
BAGAN KETERKAITAN PAHAM-PAHAM BESAR DI DUNIA
FEODALISME
|
FASISME
|
KOMUNIS
|
SOSIAL DEMOKRAT
|
IMEPRIALISME
|
SEGI
POLITIK
SEGI
POLITIK
|
LIBERALISME
|
SOSIALISME
|
SEGI
EKONOMI
|
KAPITALISME
|
DEMOKRASI
|
NASIONALISME
SEGI
POLITIK
|
1. FEODALISME
Feodalisme
berasal dari bahasa latin yaitu beneficum (kemudian
berubah menjadi feudum atau fief) yang berarti pinjaman yaitu pinjaman sebidang
tanah dari tuan kepada vazalnya. Dalam perkembangannya tidak hanya tanah yang
dipinjamkan tetapi juga kedudukan yang lama kelamaan menjadi turun
temurun. Ada dua hal besar yang menjadi sebab atau faktor utama yang
mempengaruhi munculnya sistem feodal di eropa. Dua faktor tersebut yaitu:
a. Abad
kegelapan yang melanda seluruh kawasan eropa
Runtuhnya
Romawi Barat,telah menyebabkan wajah Eropa menjadi masyarakat Agraris dengan
rumah tangga desa tertutup.Disitu tidak terdapat lalu lintas uang.Semua wujud
kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan tanah.Hanya pemilik tanah yang
memungkinkan adanya administrasi dan sistem militer negara, keadaan ini
menciptakan kebutuhan akan tanah-tanah luas.
b. Unsur
kebudayaan yang membentuk feodalisme
percampuran
antara kedua kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan militer suku suku
bangsa jerman dengan kebudayaan sistem kepemilikan tanah romawi. sistem
kepemilikan tanah romawi dimana para masyarakat bawah yang tidak kuat membayar
pajak tanah terpaksa menjual tanahnya kepada para tuan tanah yang memiliki
modal besar akhirnya bercampur dengan kebudayaan militer bangssa jerman.
kemudian dari percampuran tersebut para tuan tanah yang memiliki modal besar
membentuk pasukan militer sendiri untuk melindungi dirinya masing masing.
Jika
kita pahami lebih jauh, Feodalisme dapat dikatakan sebuah paham yang lahir dari
tata cara dan aturan-aturan negara yang mengatur peminjaman tanah para
bangsawan.Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pada masa itu
haruslah tunduk pada tuan tanah yaitu seorang raja. Dengan keadaan seperti ini
maka muncullah reaksi dari kalangan masyarakat, terutama kaum tengah atau borjuis
dan para pedagang yang tidak sejalan dengan apa yang diterapkan oleh raja,
mereka menginginkan suatu kebebasan hidup, yang akan mendasari merekan mendapat
hidup yang lebih baik setelah muncul sektor perdagangan, hal ini melatar
belakangi munculnya paham liberalisme..
2. LIBERALISME
Dalam
sejarah kemunculannya liberalisme sebenarnya muncul akibat adanya pengekangan
dari berbagai aspek kehidupan, yaitu dalam bidang politik kala itu kebebasan
berpendapat sangatlah kurang di eropa. Adanya
pembatasan berpendapat dan berpartisipasi berpolitik oleh pihak pemerintah
membuat kehidupan di eropa kala itu timpang. Golongan atas makin berkuasa
sedangkan golongan bawah semakin tertindas lalu kebebasan dalam hal
ekonomi juga cukup terkekang adanya sistem feodalisme yang di praktekkan oleh
para kaum peilik tanah membuat kesenjangan perekonoian semakin meraja lela.
Liberalisme
berasal dari kata liberal dan isme. Liberal berarti berpandangan bebas dan
terbuka. Kata isme menunjukkan suatu paham. Jadi dapat disimpulkan secara
singkat Liberalisme adalah suatu paham atau pandangan yang menginginkan adanya
kebebasan dan terbuka.
Secara
umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki
adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise)
yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan
menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut
menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Liberalisme
yang berkembang dibidang politik, yaitu suatu kebebasan individu untuk
menyampaikan aspirasi, pendapat dan berpolitik. Dengan kata lain pada saat itu
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, paham ini nampak dalam Demokrasi dan Nasionalisme.
Dan Liberalisme yang berkembang dibidang ekonomi, yang menghendaki adanya
sistem ekonomi bebas, yang tiap individu harus memiliki kebebasan berusaha,
mengumpulkan harta benda, yang sangat nampak pada paham Kapitalisme.
Sedangkan Liberalisme dalam agama disini adalah liberal dalam masalah ibadah dan
agama atau kebebasan dalam beribadah dan beragama. Setiap individu harus
memiliki kebebasan kemerdekaan beragama dan menolak campur tangan negara atau
pemerintah tetapi dalam kebebasan tersebut tentu tidak bebas mutlak, ada
peraturan dalam memeluk agama. Kebebasan agama ini muncul saat terjadinya
peristiwa gereja di abad pertengahan yang terlalu mengekang umat.
3. DEMOKRASI
Demokrasi
sendiri sebenarnya adalah kelanjutan atau perkembangan dari sistem liberalisme
di bidang politik. Asas yang dianut sebenarnya adlah sama sama asas kebebasan
yang menjaga hak setiap individu dalam dunia politik. Akan tetapi dalam sistem
Demokrasi ini faham kebebasan itu dikembangkan dan dibentuk lebih rinci dengan
membuat sistem yang bertujuan untuk menjaga hak stiap masyarakat baik golongan
atas, menengah, maupun bawah sehingga hak masing masing individu menjadi setara
terutama dalam urusan politik tapi tidak menutup kemungkinan juga dalam bidang
bidang yang lain.
Kata
demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga
dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Bentuk negara demokrasi
klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a tree
partite classification of state yang membedakan bentuk negara atas
tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para
penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino. Bentuk
negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal
berpandangan a tree partite classification of state yang
membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk
negara kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles,
Polybius dan Thomas Aquino.
4. NASIONALISME
Nasionalisme adalah
satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation")
dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara
adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political
legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas
budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah
bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Pada
mulanya unsur-unsur pokok nasionalisme itu terdiri atas
persamaan-persamaan darah (keturunan), suku bangsa, daerah tempat tinggal,
kepercayaan agama, bahasa dan kebudayaan. Nasionalisme akan muncul ketika
suatu kelompok suku yang hidup di suatu wilayah tertentu dan masih bersifat primordial
berhadapan dengan manusia-manusia yang berasal dari luar wilayah
kehidupan mereka. Lambat laun ada unsur tambahan, yaitu dengan adanya persamaan
hak bagi setiap orang untuk memegang peranan dalam kelompok atau masyarakat
(demokrasi politik dan demokrasi sosial) serta adanya persamaan kepentingan
ekonomi. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah nasionalisme modern.
Nasionalisme dapat
menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara)
yang populer berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut
lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebagian
atau semua elemen tersebut.
5. KAPITALISME
Kapitalisme
sendiri berasal dari dua suku kata latin yaitu caput yang artinya kepala,kehidupan
dan kesejahteraan. sedangkan kata isme berarti paham atau ajaran. Caput
sendiri kemudian difeneralisasikan menjadi kapital lalu kemudian menjadi sebuah
faham kapitalisme. Kapital sendiri dimaknakan menjadi kesejahteraan
dalam artian umum kapitalisme adalah sebuah sistim atau faham yang mengurusi
segala sesuatu di bidang perekonomian. Kapitalisme sendiri kemudian berkembang
menjadi sebuah faham yang sangat mengutamakan keuntungan sebesar besarnya dalam
sebuah transaksi.
Kapitalisme
adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni
kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam
produksi barang lainnya, kapitalisme juga merupakan suatu cara mengadakan
produksi dengan dasar menghadang laba. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi
politik yang cenderung kearah pengumpulan kekayaan secara individu (pemilik
modal). Dengan kata lain kapitalisme adalah suatu paham atau ajaran mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan modal atau uang.
Sejarah
kapitalisme melewati tiga fase sebagai berikut:
1. Kapitalisme
Awal ( 1500 – 1750 ). Kapitalisme pada fase ini masih mengacu pada kebutuhan
pokok yang ditandai dengan hadirnya industri sandang di Inggris sejak abad XVI
sampai abad XVIII. Dan berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan-
bahan mentah, barang- barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan
kemudian berubah menjadi perluasan kapasitas produksi, dan talenta kapitalisme
ini yang kemudian hari justru banyak menelan korban. Di perkotaan, para
saudagar kapitalis menjual barang-barang produksi mereka dalam satu perjalanan
dari satu tempat ke tempat lainnya. Mula-mula mereka menjual barang pada teman
sesama saudagar seperjalanan, lalu berkembang menjadi perdagangan public.
Sementara di wilayah pedesaan saat itu masih cenderung feodalistik.
2. Kapitalisme
klasik. Berlangsung sekitar tahun 1750 sampai tahun 1914. Awal munculnya tahap
ini diawali dengan munculnya revolusi industri di Inggris. Revolusi industri
ini dipicu dengan ditemukannya mesin uap, sehingga mulai muncul mesin-mesin
dengan skala besar untuk membantu memproduksi barang dalam jumlah banyak. Hal
ini
menimbulkan pergeseran dari perdagangan public ke perdagangan industri. Pada fase ini jugalah muncul "bapak kapitalisme", Adam Smith, yang terkenal
dengan bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776). Ajaran kapitalisme
Adam Smith yang terkenal dalam buku ini adalah laissez faire dan invisible hand.
Laisez faire mengandung arti bahwa dalam kegiatan perekonomian pemerintah tidak
boleh ikut campur. Sedangkan yang dimaksud dengan invisible hand (tangan gaib)
adalah bahwa setiap individu dibimbing oleh "tangan tak terlihat" dalam
merealisasikan kepentingan dirinya sendiri.
menimbulkan pergeseran dari perdagangan public ke perdagangan industri. Pada fase ini jugalah muncul "bapak kapitalisme", Adam Smith, yang terkenal
dengan bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776). Ajaran kapitalisme
Adam Smith yang terkenal dalam buku ini adalah laissez faire dan invisible hand.
Laisez faire mengandung arti bahwa dalam kegiatan perekonomian pemerintah tidak
boleh ikut campur. Sedangkan yang dimaksud dengan invisible hand (tangan gaib)
adalah bahwa setiap individu dibimbing oleh "tangan tak terlihat" dalam
merealisasikan kepentingan dirinya sendiri.
3. Kapitalisme
lanjut ( 1914 – sekarang ). Kapitalisme lanjut merupakan fase lanjutan dari
kapitalisme industri. Kapitalisme industri memicu agregasi akumulasi modal
bersama yang dikumpulkan melalui pembaruan perusahaan nasional dan
multinasional. Dalam fase ini, kapitalisme bukan semata lagi hanya mengakumulasi
modal tapi lebih dari itu, yaitu investasi. Dalam arti ini, kapitalisme tidak
hanya bermakna konsumsidan produksi belaka, tapi menabung dan menanam modal
sehingga mendapatkan keuntungan berlipat dari sebuah usaha adalah usaha yang
terus ditumbuhkan. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya didasarkan pada soal faktor
produksi tapi juga faktor jasa dan kestabilan sistem sosial masyarakat.
Dari
Kapitalisme yang merupakan sistem ekonomi politik yang cenderung kearah
pengumpulan kekayaan secara individu (pemilik modal), beralih ke paham yang
lain. Bahwa Kapitalisme melahirkan Imperialisme.
6. IMPERIALISME
Perkataan
imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang
artinya "memerintah". Hak untuk
memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang
diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang
lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun
raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah
dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu
kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara
ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan
raja inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian
ditambah dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme
mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini
bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme
kuno suatu bentuk perluasan jajahan yang memiliki berbagai tujuan. Yang kita
ketahui penyebaran agama, mendapatkan kekayaan, dan memperoleh kejayaan (Gold,
Glory, Gospel). Sedangkan Imperialisme modern bermula setelah Revolusi Industri
di Inggris tahun 1870-an yang mengakibatkan industri besar-besaran. Hal yang
menjadi faktor pendorongnya adalah adanya kelebihan modal dan barang di
negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an, Negara-negara Eropa berlomba-lomba
mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika dan Afrika. Mereka mencari
wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan juga sebagai daerah
pemasaran hasil industri mereka.
Dari
tujuan Imperialis yang seperti itu akan lahir paham berikutnya yaitu Fasisme
dan Sosialisme. Fasisme yang merupakan pengorganisasian pemerintah dan
masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat
nasionalis, rasialis, militeris, dan imperialis.
7. FASISME
Fasisme
merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh
kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis,
militeris, dan imperalis. Fasisme berasal dari kata latin “Fasces” artinya
kumpulantangkai yang diikatkan kepada sebuah
kapak, yang melambangkan pemerintahan di Romawi kuno.
Istilah
“fasisme” pertama kali digunakan di Italia oleh pemerintah yang berkuasa tahun
1922-1924 pimpinan Benito Mussolini. Dan gambar tangkai-tangkai yang
diikatkan pada kapak menjadi lambang partai fasis pertama. Setelah Italia,
pemerintahan fasis kemudian berkuasa di
Jerman dari 1933 hingga 1945, dan di
Spanyol dari 1939 hingga 1975. Setelah Perang Dunia II, rezim-rezim diktatoris
yang muncul di Amerika Selatan dan negara-negara
belum berkembang lain umumnya digambarkan sebagai fasis.
8. SOSIALISME
Sosialisme (sosialism)
secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti
kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar
1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak
mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat
produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh
orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba
tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut ada
empat macam aliran yang dinamakan sosialisme: (1) sosial demokrat, (2)
komunisme,(3) anarkhisme, dan (4) sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme
ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam
lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya
Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang
sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.
Dalam
membahas sosialisme tidak dapat terlepas dengan istilah Marxisme-Leninisme
karena sebagai gerakan yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah
lahirnya karya Karl Marx, Manifesto Politik Komunis (1848). Dalam edisi bahasa
Inggris 1888 Marx memakai istilah “sosialisme” dan ”komunisme” secara
bergantian dalam pengertian yang sama. Hal ini dilakuakn sebab Marx ingin
membedakan teorinya yang disebut “sosialisme ilmiah” dari “ sosialisme utopia”
untuk menghindari kekaburan istilah dua sosialisme dan juga karena
latarbelakang sejarahnya. Marx memakai istilah “komunisme” sebagai ganti
“sosialisme” agar nampak lebih bersifat revolusioner.
Dengan demikian dapat
dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan dan
kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-citakan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi,
persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.
9. KOMUNISME
Paham
komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis.
Dengan adanya paham kapitalis yang secara tidak langsung banyak menindas kaum
proletar maka lahirlah paham yang disebut dengan paham Komunis. Dalam paham ini
hak milik pribadi tidak ada karena akan menimbulkan kapitalisme, yang pada
gilirannya akan melakukan penindasan pada kaum proletar. Oleh karena itu, hak
milik individual harus diganti dengan hak milik kolektif dan individualisme
diganti dengan sosialisme komunis.
Dalam
hal beragama, komunisme yang dirumuskan Karl Marx menyatakan bahwa manusia
adalah suatu hakikat yang menciptakan dirinya sendiri dengan menghasilkan
sarana-sarana kehidupan sehingga sangat menentukan dalam perubahan sosial,
politik, ekonomi, kebudayaan, dan agama. Dalam hal ini, komunisme berpaham
atheis (tidak bertuhan) karena manusia ditentukan oleh dirinya sendiri dan
bukan oleh hal-hal lain di luar dirinya. Komunisme berpandangan bahwa Agama
merupakan Chandu, dan tidak adanya kelas dalam tatanan masyarakat (sama rata
sama rasa) dan komunis juga menginginkan kemenangan diperoleh kaum proletar.
DAFTAR
PUSTAKA
Soekarno, Ir. 1963. “Dibawah Bendera
Revolusi” djilid satu. Djakarta: dibawah bendera revolusi
http://rinaasihniasari.blogspot.co.id/2014/05/paham-paham-besar-dunia.html
Komentar
Posting Komentar