Organisasi-Organisasi Di Indonesia Yang Dibentuk Jepang

ORGANISASI KEMILITERAN

Heiho
Heiho (pasukan pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Syarat-syarat untuk masuk Heiho adalah umur 18-25 tahun, berbadan sehat, berkelakuan baik, dan berpendidikan minimal sekolah dasar. Tujuan pembentukan Heiho adalah untuk membantu tentara Jepang. Kegiatannya antara lain, membangun kubu-kubu pertahanan Jepang, menjaga kamp tahanan, dan membantu perang tentara Jepang di medan perang.
Peta
Merupakan organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang dengan tujuan agar Indonesia dapat dilepaskan dari rasa ketakutan akan adanya seragan Sekutu, Jepang berusaha agar Indonesia dapat dipertahankan dari serangan Sekutu. Heiho sebagai pasukan yang terintegrasi dengan pasukan Jepang masih dipandang belum memadai. Jepang masih berusaha agar ada pasukan yang secara konkret mempertahankan Indonesia. Oleh karena itu, Jepang berencana membentuk pasukan untuk mempertahankan tanah air Indonesia yang disebut Pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Peta berdiri berdasarkan peraturan dari pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seinendan, nomor 44.
Seinendan
Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14-22 tahun. Pada awalnya Seinendan 3500 orang dari seluruh Jawa. Tujuan dibentuknya Seinendan adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Bagi Jepang, Seinendan digunkan untuk memdapatkan tenaga cadangan guna memperkuat usaha mencapai kemenangan dalam perang Asia Timur Raya, perlu diadakannya pengerahan kekuatan pemuda. Dalam hal ini Seinendan difungsikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan barisan belakang. Jepang juga menggerakan Seinendan bagian putri yang disebut Joyi Seinendan. Pada akhirnya Seinendan berjumlah sekitar 500.000 pemuda.
Keibodan
Organisasi Keibodan (Korps Kewaspadaaan) merupakan organisasi semimiliter yang anggotanya para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun. Syarat utama untuk masuk Keibodan adalah berbadan sehat dan berkelakuan baik. Pembentukan Keibodan ini memang dimaksudkan untuk membantu tugas polisi, misalnya menjaga lalu lintas dan pengamanan desa. Untuk itu anggota juga dilatih kemiliteran. Disamping Keibodan dan Seinendan, pada bulan Agustus 1943 juga dibentuk Fujinkai (perkumpulan wanita). Fujinkai bertugas di garis belakang untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melamui kegiatan pendidikan dan kursus-kursus dan ketika situasi perang semakin memanas, Fujinkai ini juga diberi latihan militer sederhana. Organisasi sejenis Fujinkai ini juga dibentuk untuk usia murid SD yang disebut Seinentai (barisan murid sekolah dasar), kemudian dibentuk Gakukotai (barisan murid sekolah lanjutan).
Barisan Pelopor
Pada pertengahan tahun, diadakan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat). Salah satu keputusan dari rapat tersebut adalah bagaimana cara untuk menumbuhkan keinsyafan dan kesadaran yang mendalam di kalangan rakyat untuk memenuhi kewajiban dan membangun persaudaraan untuk seluruh rakyat dalam rangka mempertahankan tanah airnya dari serangan musuh. Sebagai konkret dari kesimpulan rapat tersebut, pada tanggal 1 November 1944, Jepang membentuk suatu organisasi baru yang dinamakan “Barisan Pelopor”. Melalui organisasi ini diharapkan adanya kesadaran rakyat untuk berkembang, sehingga siap untuk membantu Jepang dalam mempertahankan Indonesia. Organisasi ini mengadakan pelatihan militer bagi para pemuda, meskipun hanya menggunakan peralatan yang sederhana, seperti senapan kayu dan bambu runcing.
Pemimpin Barisan Pelopor saat itu adalah Ir. Soekarno yang dibantu oleh R.P. Suroso, Otto Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo.
ORGANISASI SOSIAL KEMASYARAKATAN
Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A ini mempunyai tiga semboyan yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Jepang berusaha agar perkumpuan ini menjadi wadah propagandan yang efektif.

Latar belakang Jepang membentuk perkumpulan ini adalah Jepang ingin mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia.

Tujuan dibentukya perkumpulan ini yaitu :
1.      Menjadi wadah propaganda (pemberi doktrinasi kepada masyarakat Indonesia).
§  Agar rakyat Indonesia dengan sukarela menyumbangkan tenaga bagi kekuatan Jepang di bidang militer.
Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Putera merupakan organisasi lanjutan yang dibentuk Jepang setelah gagalnya organisasi Gerakan Tiga A. Tujuan Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan oleh Belanda. Menurut Jepang Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia guna membantu Jepang dalam perang. Disamping tugas di bidang propaganda, Putera juga memperbaiki bidang sosial ekonomi. Pimpinan pusat Putera adalah Empat Serangkai (Sukarni, Moh. Hatta, K.H. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara).

Latar belakang dibentuknya organisasi ini adalah karena gagalnya Jepang mendpatkan simpati rakyat Indonesia malalui organisasi “Gerakan Tiga A” yang kmudian dibudarkan, maka Jepang mulai tertekan. Ditambah lagi kekalahan Jepang diberbagai medan pertempuran telah menimbulkan rasa tidak percaya dari rakyat. Oleh sebab itu, Jepang kemudian melakukan kerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis (Soekarno dan Moh. Hatta). Kemudian pada tanggal 16 April 1963 dibentuk gerakan baru yaitu “Pusat Tenaga Rakyat”.
Tujuan dibentuknya organisasi ini yaitu :
1.      Membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan oleh Belanda.
§  Memusatkan segala potensi masyarakat Idonesia guna membantu Jepang dalam perang.
§  Memperbaiki bidang sosial-ekonomi Jepang.

Jawa Hokokai
Jawa Hokokai (Himmpunan Kebaktian Jawa) adalah organisasi yang dibentuk Jepang untuk menghadapi situasi perang, Jepang membutuhkan persatuan dan semangat segenap rakyat baik lahir maupun batin. Rakyat diharapkan memberikan darma baktinya terhadap pemerintah demi kemenangan perang. Di dalam membantu memenagkan perang, Jawa Hokokai telah berusaha antara lain dengan pengerahan tenaga dan memobilisasi potensi sosial ekonomi, misalnya dengan penarikan hasil bumi, sesuai dengan target yang ditentukan.
Latar Belakang dibentuknya organisasi ini adalah pada tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik. Tentara sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin menghawatirkan. Oleh karena itu, Panglima ke-16, Jenderal Kumaikici Harada membentuk organisasi yang diberi nama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Jepang membutuhkan agar rakyat Indonesia memberikan darma baktinya terhadap pemerintahan demi kemenangan perang.

Tujuan dibentuknya organisasi yaitu :
1.      Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintahan Jepang.
§  Memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat persaudaraan.
§  Memperkokoh pembelaan tanah air.


ORGANISASI PEMERINTAHAN
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia)
BPUPKI (Dokiritsu Junbi Chosakai) adalah badan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya Jepang untuk mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. Tugas dari BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indoneia merdeka. Hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara itu antara lain :
1.      Konstitusi
Konstisusi pertama yang digunakan Indonesia adalah UUD 1945.
2.      Betuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan Indonesia yang pertama adalah Republik. Yaitu dimana presiden berperan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
3.      Lambang atau Lagu kebangsaan
Lambang negara Indonesia diciptakan oleh Sultan Hamid II. Sedangkan, lagu kebangsaan diciptakan oleh W.R. Soepratman dengan judul “Indonesia Raya”.
4.      Bendera Negara
Bendera Negara dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati. Bendera negara yang dijahit tersebut memiliki dua warna yaitu merah dan putih. Merah yang artinya berani dan putih yang artinya suci.
Kekalahan Jepang dalam perang pasifik semakin jelas. Perdana Menteri Jepang, Jederal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 menggumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka, sehingg pemimpin pemeritahan penduduk militer di Jawa Jenderal Kumakichi Harada, menggumumkan dibentuknya BPUPKI.
Panitia Sembilan
Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, sehingga dibentuklah “Panitia Sembilan” tersebut guna menyatukan berbagai masukan dari berbagai konsep-konsep sebelumnya yang dikemukakan oleh para anggota BPUPKI itu.Panitia Sembilan menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dikenal sebagai “Piagan Jakarta” atau “Jakarta Charter”. Setelah itu sebagai ketua Panitia Sembilan, Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan “Indonesia Merdeka” yang disebut denagn “Piagam Jakarta” itu.
Nama-nama Anggotanya yaitu :
1.      Soekarno (Ketua)
§  Moh. Hatta (Anggota)
§  Moh. Yamin (Anggota)
§  Ahmad Subardjo (Anggota)
§  A. A. Maramis (Anggota)
§  Abdul Kadir Muzakir (Anggota)
§  H. Wachid Hasyiah (Anggota)
§  Agus Salim (Anggota)
§  Abikusno Tjokrosujoso (Anggota)
Hasil Usul-usulannya yaitu :
1.      Yamin (29 Mei 1945) rumusannya berbunyi :
2.      Peri Kebangsaan
3.      Peri Kemanusiaan
4.      Peri Ketuhanan
5.      Peri Kerakyatan
6.      Kesejahteraan Rakyat
§  Dr. Mr. Supomo (31 Mei 1945) rumusannya berbunyi :
1.      Persatuan
2.      Kekeluargaan
3.      Mufakat dan Demokrasi
4.      Musyawarah
5.      Keadilan sosial
§  Soekarno (1 Juni 1945) rumusannya berbunyi :
1.      Kebangsaan Indonesia
2.      Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3.      Mufakat atau Demokrasi
4.      Kesejahteraan Sosial
5.      Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketiga rumusan tersebt menghasilkan “Piagam Jakarta”. Piagam itu berbunyi :
§  Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya
§  Kemanusiaan yang adil dan beradab
§  Persatuan Indonesia
§  Kerakyatan yang dipimpi oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
§  Keadilan sosial bag seluruh rakyat Indonesia
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Karena dianggap telah dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, BPUPKI dibubarkan dan digantikan dengan dibentuknya PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Tugas pertama PPKI adalah mersmikan pembukaan (Preambule) serta batang tubuh UUD 1945. Tugas yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemintahan Jepang kepada bangsa Indonesia dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. PPKI sangat berperan dalam penataan awal negara Indonesia baru. Walaupun kelompok muda kala itu hanya menggangap PPKI sebagai sebuah lembaga buatan pihak Jepang.
Selain itu juga PPKI menyiapkan hal-hal lain seperti :
§  Menyiapkan tempat upacara untuk menyatakan kemerdekaan. Yaitu di jalan Pegangsan Timur no. 56
§  Menyiapkan teks proklamasi. Dimana ditulis tangan oleh Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik.
§  Menyiapkan team penggerek bendera. Penggerek bendera Pusaka adalh Latief Hendraningrat dan S. Suhud
§  Memepersiapkan cara menyebarkan berita. Erita tersebut disebarkan melalui radio, surat kabar, dan penuturan dari mulut ke mulut

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI
1.      Janji Perdana Menteri Kuniaki Koiso
Janji Perdana Menteri Koiso. Kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik sejak tahun 1944. Pada tahun 1944 garis pertahanan Jepang dapat ditembus oleh pasukan Sekutu. Beberapa wilayah pendudukan Jepang di Indonesia mengalami kerusakan akibat serangan dan pengeboman yang dilakukan oleh pasukan Sekutu. Oleh karena itu, Jepang menerapkan beberapa kebijakan baru yang lebih lunak di daerah-daerah yang didudukinya. Kebijakann-kebijakan baru tersebut memberi peluangbagi usaha-usaha mempersiapkan kemerdekaan di daerah yang didudukinya.
Pada tanggal 5 September 1943, Saiko Shikikan Kumaikici Haiada mengeluarkan Osamu Seirei No. 36 dan 37 tentang Pembentukan Chuo Sangi In (Dewan Penasihat Pusat) dan Shu Sangi Kai (Dewan Penasihat Daerah). Chuo Sangi In bertugas memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saiko shikikan (panglima tentara) dalam hal politik dan pemerintahan. Keanggotaan Chuo Sangi In terdiri dari hal-hal berikut :
§  Yang diangkat oleh saiko shikikan berjumlah 23 orang.
§  Yang dipilih dari antara dan oleh anggota Shu Sangi Kai dan Tokubetsu Shu Sangi Kai (Dewa Pertimbangan Kotapraja). Dari masing-masing shu dan tokubetsu masing-masing seorang, sehingga semua berjumlah 18 orang.
§  Yang diusulkan oleh kooti/koci berjumlah 2 orang (Surakarta 1 orang dan Jogjakarta 1 orang). Pada tanggal 15 November 1943, delegasi Chuo Sangi In yang diwakili oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh, Hatta dan Bagus Hadikusumo diundang ke Jepang.
Pada saat bertemu dengan Perdana Menteri Tojo, delegasi Chuo Sangi In minta agar Indonesia diizinkan mengibarkan Sang Saka Merah Putih, diizinkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta mendesak agar Indonesia disatukan dalam satu pemerintahan. Namun permintaan tersebut ditolak Perdana Menteri Tojo menyatakan belum dapat memberikan jaminan kepada Ir. Soekarno kecuali Jepang sudah memenangkan perang.
Pada tanggal 17 Juli 1944, Jenderal Hideki Tojo meletakan jabatan sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Jenderal Koiso mempunyai tugas berat dalam memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa Asia. Salah satunya dengan menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah negara termasuk Indonesia.
Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944 mengeluarkan pernyatan bahwa “Indoneisa akan diberi kemerdekaan di kemudian hari”. Pernyataan tersebut kemudian terkenal degan sebutan “Janji Koiso”.
Janji Koiso terebut dikemukakan di depan sidang Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang). Adapun tujuan dikeluarkan Janji Koiso tersebut agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Bukti kesungguhan janji Koiso tersebut adalah dengan diperolehkan mengibarkan bender Merah Putih di kantor-kantor pemerintahan, tetapi bendera Merah Putih harus berdampinga dengan bendera Jepang (Hinomaru).
Pada tanggal 10 September 1944 pemeritahan pendudukan Jepang di Indonesia menambah anggota Chuo Sangi In dari 23 orang yang diangkat oleh saiko shikikan ditambah 5 orang lagi, sehingga menjadi 28 orang anggota. Lima orang tambahan tersebut adalah R. Abikusno Cokrosuyoso, R. Margono Joyoadikusumo, Mr. R.W. Sumanang, M. R. Sujono, dan R. Gatot Mangkuprojo. Pada tanggal 17 November 1944 anggota Chuo Sangi In ditambah lagi 12 orang.

2.      Pemanggilan Tokoh Indonesia ke Dalat, Vietnam.
Tanggal 9 Agustus 1945,Marsekal Terauchi, Panglima besar tentara Jepang di Asia Tenggara memanggil Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat kemarkasnya di Dalat (Saigon). Ia kemudian menyampaikan keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan ini dilatar belakangi keinginan menarik dukungan dan simpati lebih banyak dari bangsa Indonesia yang saat itu tentara Jepang semakin terdesak oleh sekutu.Sebenarnya, pertemuan di Dalat tersebut merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, peristiwa ini merupakan pemicu dari terjadinya perbedaan pendapat antara tokoh golongan tua dan golongan muda.
3.      Peristiwa Rengasdengklok.
Berita peristiwa pemboman kota Hirosima pada tanggal 6 Agustus 1945 serta Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945, disusul jepang menyerahkan diri kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, meskipun berita tersebut di tutupi, pada akhirnya sampai juga kepada telinga pada pemuda melalui siaran radio BBC di Bandung. Hal ini memperkuat tekada dan semangat para pemuda untuk segera bergerak memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Setelah mendengar kekalahan Jepang tersebut, tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda berkumpul diruang belakang gedung Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur no.13, Jakarta, dibawah pimpinan Chaerul Saleh. Pertemuan ini membahas kekalahan Jepang dan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hasil keputusannya adalah bahwa kemerdekaan Indonesia adalah masalah bangsa Indonesia sendiri yang tidak dapat digantungkan pada bangsa lain. Oleh karena itu proklamasi kemerdekaan harus dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Para pemuda segera mengirimkan utusan (Wikana dan Darwis) untuk segera menghadap Ir. Soekarno dan Moh. Hatta agar segera menyampaikan hasil rapat tersebut. Namun kedua tokoh tersebut menolak gagasan para pemuda dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan mempunyai tugas untuk memelihara status quo sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia. Selain itu, Soekarno-Hatta baru akan membicarakan masalah kemerdekaan Indonesia dalam sidang PPKI pada tangal 16 Agustus 1945.
Namun kedua tokoh ini menolak gagasan pemuda tersebut dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan mempunyai tugas memelihara status quo sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia. Selain itu Soekarno-Hatta baru akan membicarakan masalah kemerdekaan Indonesia dalam sidang PPKI tanggal 16 Agustus 1945.
Wikana dan Darwis melaporkan hasil pembicaraan dengan Soekarno-Hatta kepada para pemuda yang telah berkumpul di Asrama Menteng 31 pada pukul 24.00 wib. Para pemuda tersebut antara lain Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, Surachmat, Johan Nur, Singgih, Mandani, Sutrisno, Sampun, Subadio, Kusnandar, Abdurrahman dan Dr. Muwardi.
Setelah para pemuda mendengar hasil laporan tersebut, para pemuda merasa kecewa sehingga suasana rapat menjadi panas. Akhirnya diputuskan perlunya untuk mengamankan Soekarno-Hatta keluar kota yang jauh dari pengaruh Jepang. Persoalan Soekarno-Hatta selanjutnya diserahkan kepada Syudanco Singgih dan kawan-kawan dari Peta Jakarta.
Dalam melaksanakan tugasnya, Syudanco Singgih didampingi Sukarni dan Yusuf Kunto. Menurut Singgih Soekarno-Hatta akan dibawa ke Rengasdengklok sebagai tempat untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan alasan:
1.      Rengasdengklok dilatar belakangi laut Jawa, sehingga jika ada serangan dari tentara Jepang dapat segera pergi melalui laut.
2.      Didaerah sekitar Rengasdengklok, di Purwakarta, Cilamaya (barat), Kedung Gedeh (selatan), dan Bekasi (Timur) telah siap pasukan Peta untuk menjaga segala kemungkinan.
Setelah rapat selesai, dengan mengendarai mobil, Singgih bersama Sutrisno, Sampun dan Surachmat menuju rumah Ir. Soekarno dan menjemput Moh. Hatta untuk membawa mereka beserta keluarga ke Rengasdengklok.
Setelah sampai di rengasdengklok, Soekarno-Hatta tetap tidak bersedia menyatakan kemerdekaan sebelum ada surat pernyataan resmi menyerah dari Jepang. Namun ditengah perdebatan itu, Ahmad Subarjo muncul dan memberitahukan kepada Soekarno-Hatta bahwa Jepang memang telah menyerah kepada sekutu. Mendengar kabar itu, Soekarno-Hatta akhirnya bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya, diadakan perundingan dengan kelompok pemuda dan Ahmad Subarjo memberikan jaminan kepada para pemuda bahwa Soekarno-Hatta akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Setelah tercapai, pada sore harinya Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta bersama Ahmad Subarjo dan Sudiro.

TANGGAPAN RAKAT INDONESIA TERHADAP BERITA PROKLAMASI
Percaya
Tindakannya :
-Merayakan Proklamasi (kemerdekaan) dengan sukacita dan bahagia
-Menyampaikan kepada orang di sekitar, karena ada yang telah melihat
-Bersyukur karena Indonesia telah merdeka
-Membentuk Laskar Pertahanan
Kurang Percaya
Tindakannya :
-Mencari tahu kebenaran dari berita tersebut
-Ragu-ragu karena belum terbukti kebenarannya
Tidak Percaya
Tindakannya :
-Tidak ada pemberitahuan tentang berita Proklamasi (faktor lokasi daerah)
-Tidak percaya bahwa merdeka dengan kerja keras dan perjuangan sendiri, melainkan dari Jepang (Janji P.M. Koiso) (berbagai sumber)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur Panitia dan Tugas-Tugasnya

Kumpulan Game Java Layar 240X320

Kalimat Simpleks dan Kalimat Kompleks